Pendekar Binal bagian 23

“Kedatanganku ini bukan untuk mengadu lidah denganmu,” bentak Shen Qing Hong ketus. 

“Memangnya kau ingin berkelahi?” tanya Kim Go Xing, si kera emas.

“Benar,” jawab Shen Qing Hong. “Kalau orang bermarga Shen ini menang, kuharap kalian membatalkan niat mengincar barang kawalanku ....” 

“Kalau kalah?” sela Kim Go Xing. “Akan kau serahkan barang kawalanmu?” 

“Hahaha!” Shen Qing Hong tertawa. “Partai barang yang kalian incar itu sudah diantar ke tempat tujuan oleh wakilku Song Deng Yang, kedatanganku ini hanya sekadar memenuhi janji saja.”

 “O, begitukah?” Kim Go Xing menegas. 

Tiba-tiba ia memanggil Hei Xiao Xing, si anjing hitam, yang segera menyerahkan sebuah kotak kecil. 

Waktu kotak itu dibuka, dengan suara dingin Kim Goan Xing berkata, “Silakan Ketua Shen memeriksa apa isi peti ini!” 

Waktu Shen Qing Hong melongok sekejap ke dalam peti yang disodorkan itu, seketika ia kaget, mukanya menjadi pucat. Ternyata isi peti itu adalah kepala Song Deng Yang yang disebut sebagai wakilnya tadi. 

“Kalian … kalian telah ....” Shen Qing Hong tidak sanggup lagi menyambung ucapannya. 

“Hehehe!” Kim Go Xing terkekek-kekek. 

“Jika Gerombolan bandit 12 Shio mudah ditipu orang, tentu orang Kangouw juga takkan kepala pusing bila bertemu kami. Bicara terus terang, harta benda kawalan kalian itu sudah jatuh di tangan kami. Kedatangan kami ini hanya ingin mencabut nyawamu!”

Habis ini ia memberi tanda kepada begundalnya dan berseru, “Maju semua!”

Sekali ia bersuit, mendadak kera bulu emas itu melompat ke udara terus menerjang ke arah Shen Qing Hong, jarinya secepat kilat mencolok kedua mata musuh. Sedangkan anjing gembala yang besar tadi terus mengaum dan menubruk Lei Xiao Hu. Tidak kepalang kaget Lei Xiao Hu, cepat ia mengelak. Tak terduga gerakan anjing besar itu sangat gesit, sekali tubruk luput, segera memutar balik dan menerjang lagi. 

Sekali ini Lei Xiao Hu tidak mampu menghindar, ia tertubruk jatuh, dilihatnya sebaris gigi putih tajam menerkam ke tenggorokannya. Dengan mati-matian Lei Xiao Hu menahan dagu anjing, terjadilah pergulatan maut antara manusia dan anjing itu, anjingnya mengaum buas, Lei Xiao Hu juga mengerang murka seperti binatang. Di sebelah lain Shen Qing Hong juga sudah balas menyerang beberapa kali, tapi si kera bulu emas ternyata sangat gesit, jarinya senantiasa mengincar kedua biji mata lawannya.

 “Hehehe! Tak kusangka para jago kawal Biro Pengawalan 3 Besar juga kewalahan menghadapi dua ekor binatang saja,” ejek Kim Go Xing. 

Belum lenyap suaranya, mendadak terlihat Shen Qing Hong meraba pinggangnya, seutas cambuk panjang terbuat dari untiran perak lantas menyabet, kontan kera bulu emas tadi dipaksa melompat mundur. 

“Lari ke mana?!” bentak Shen Qing Hong. 

Berpuluh-puluh bintik perak seketika berhamburan, sebagian menuju kera bulu emas itu, tapi sebagian besar menyerang anjing gembala tadi untuk menolong Lei. Betapa pun cerdik dan gesitnya, kera tetap binatang, mana mampu menghindari sambitan senjata rahasia maut dari pimpinan besar gabungan tiga Biro Pengawalan termasyhur itu. Kontan kera bulu emas itu menguik dan roboh binasa. 

Tapi pada saat lain Kim Go Xing dan Hei Xiao Xing, si binatang lambang kera dan lambang anjing hitam beserta anak buahnya juga lantas menubruk tiba. Dalam keadaan demikian biarpun Shen Qing Hong memiliki tiga kepala dan enam tangan juga sukar menahan serbuan tujuh-delapan musuh sekaligus.

Cepat Shen Qing Hong menjatuhkan diri sambil menggelinding ke samping, cambuknya berputar untuk membela diri, namun pihak musuh sudah di atas angin, mana dia mampu lolos lagi. Di sebelah sana anjing raksasa tadi juga berhasil menggigit tenggorokan Lei Xiao Hu yang berdekatan dengan pundak, tapi Lei Xiao Hu tetap bertahan mati-matian, ia pun balas menggigit tenggorokan anjing herder yang ganas itu, seketika darah berceceran, satu orang dan seekor anjing sama bergelimang dalam genangan darah.

Pada saat yang gawat itulah tiba-tiba terdengar suara bentakan menggelegar seseorang, begitu keras suara itu laksana bunyi geledek di tengah hari cerah, seorang mendadak melayang tiba laksana malaikat yang turun dari langit. Serasa rontok nyali semua orang oleh suara gertakan keras itu, seketika Kim Go Xing dan Hei Xiao Xing tertegun. 

Tampaklah seorang laki-laki tinggi besar dengan rambut semrawut, sorot matanya tajam beringas dengan penuh rasa sedih dan murka cukup membuat orang merasa ngeri, apalagi sikapnya yang kereng itu. Yang aneh adalah di punggung lelaki kekar itu ternyata menggendong seorang bayi.

2 comments:

  1. Dari nama-namanya, berasa kayak 'film Yoko' jaman dulu, hehe.
    Itu laki2 yang terakhir gendong bayi, mungkin babby sitter.

    ReplyDelete
  2. kok nggendong bayi, padahal sudah sangar...penasaran kelanjutannya :)

    ReplyDelete