Pendekar Binal bagian 26

“Binatang, bangsat keparat!” teriak Yan Nan Tian dengan suara serak dan beringas. 

“Dan apakah kau tahu binatang itu berada di mana?” kata Kim Go Xing pula dengan menyeringai.

“Shen Qing Hong,” cepat Yan Nan Tian berpaling kepada kepala persatuan biro pengawalan 3 besar  itu, “apakah kau melihat ke mana perginya binatang kecil itu?” 

Walaupun tahu sikap beringas Yan Nan Tian itu bukan ditujukan kepadanya, tidak urung Shen Qing Hong agak gemetar juga, dengan suara tergegap ia menjawab, “Hamba ... Hamba tak memperhatikannya.” 

Mendadak Yan Nan Tian angkat tubuh Kim Go Xing yang kecil itu dan berteriak dengan suara parau, “Kau tahu ke mana perginya, bukan? Katakan, lekas!” 

“Tahu, sudah tentu kutahu ke mana perginya, kalau tidak tentu aku takkan membicarakan soal ini,” jawab Kim Go Xing tenang-tenang tanpa gentar. 

“Ke mana dia? Lekas katakan!” bentak Yan Nan Tian pula. 

Walaupun tubuh Kim Go Xing diangkat ke atas, tapi sikapnya bahkan lebih tenang daripada berdiri di tanah, ia tersenyum saja dan menjawab, “Umpama tidak kukatakan, bagaimana pendapatmu?”

 “Jika kau tidak mau bicara, sungguh aku kagum padamu,” ujar Yan Nan Tian sambil menatap tajam wajah orang. 

Jika dia menyatakan akan membunuh, menyembelih, mencincangnya apabila Kim Go Xing tidak mengaku, maka jelas Kim Go Xing tak gentar sedikit pun, sebab si bandit kera emas itu yakin sebelum Yan Nan Tian mengetahui di mana beradanya Jian Qin tidak mungkin membunuhnya. Tapi karena ucapan Yan Nan Tian juga luar biasa itu, mau tak mau Kim Go Xing menjadi bergidik sendiri. 

“Dan bagaimana jika kukatakan?” tanya Kim Go Xing kemudian.

“Kalau kau mau mengaku terus terang, segera kucungkil kedua biji matamu,” jawab Yan Nan Tian. 

Hampir saja Shen Qing Hong menjerit heran, pikirnya, “Pendekar besar ini mengapa tidak bijaksana begini? Kalau orang mengaku dia malah membutakan matanya. Jika demikian jelas Kim Go Xing tak mau bicara.” 

Di luar dugaan, tiba-tiba Kim Go Xing menghela napas panjang, katanya, “Meski kehilangan mata, mendingan masih bisa hidup.” 

“Nah, katakan!” desak Yan Nan Tian. 

“Tapi biarpun kukatakan juga belum tentu kau berani ke sana.” 

Yan Nan Tian menjadi gusar, teriaknya, “Di dunia ini tiada tempat yang tak berani didatangi orang bermarga Yan!” 

Kedua mata Kim Go Xing meram-melek, wajahnya senyum tak senyum seperti orang mengejek, katanya kemudian dengan perlahan, “Jian Qin itu bukan orang tolol, dia tahu kalau Bandit 12 Shio bukanlah orang-orang yang mudah diajak berkomplot, ia pun tahu bahwa  bagi kawanan Bandit 12 Shio membunuh orang, tiada ubahnya seperti menginjak seekor semut saja. Dan setelah dia terima tiga ribu tael perak dari Bandit 12 Shio, hah, masakah dia tidak takut kepalanya bakal berpisah dengan tubuhnya?” 

“Lanjutkan,” kata Yan Nan Tian.

 “Dia begitu berani, sebab dia sudah mempunyai tempat tujuan untuk sembunyi, tiga ribu tael perak itu justru akan digunakan sebagai bekal hidup, sedangkan tempat yang ditujunya itu, biarpun keduabelas orang kawanan Bandit 12 Shio berkumpul sekaligus juga tidak berani mendekat ke sana.” 

“Hahaha!” Yan Nan Tian bergelak tertawa, 

“Apa kau maksudkan Istana Bunga? Haha, orang bernama Yan ini justru hendak ke sana.” 

“Di dunia ini kan bukan cuma Istana Bunga (Yi Hua Gong) saja yang disegani orang persilatan?”

 “Habis mana lagi selain Yi Hua Gong?” bentak Yan Nan Tian.

 “Lembah Iblis di Kun Lun Shan ....” 

Begitu mendengar nama tempat itu, serentak air muka Shen Qing Hong berubah pucat dan badan gemetar, serunya, “Pendekar Yan, engkau ... engkau jangan ke sana!”

Tapi Yan Nan Tian tambah beringas, dengan tajam ia membentak pula, “Apakah betul ucapanmu ini?”

“Yang kukatakan ini apa adanya, percaya atau tidak terserah padamu,” jawab Kim Go Xing.

“Pendekar Yan, ‘Lembah Iblis adalah tempat berkumpulnya para penjahat yang terdesak dan menghadapi jalan buntu, mereka sama mengungsi ke sana,” demikian tutur Shen Qing Hong dengan suara gemetar. 

“Penjahat yang berada di sana semuanya sangat kejam, tangan mereka rata-rata pernah berlumuran darah, semuanya adalah sampah masyarakat dunia persilatan, penjahat sebanyak itu berkumpul menjadi satu, sekalipun mereka dibenci dan banyak orang ingin membinasakan mereka, namun siapa yang berani mendekat ke sana? Bahkan ‘7 Pedang Kun Lun (7 Pendekar Pedang dari Kun Lun), ‘Empat Tetua dari Shaolin) dan Pendekar Pedang dari Feng Xiaoyu, semuanya juga tidak berani ke sana ....”

“Demi kebenaran, demi persahabatan, biarpun terjun ke lautan api atau air mendidih juga aku tidak gentar,” teriak Yan Nan Tian.

No comments:

Post a Comment