Pendekar Binal bagian 33

“Kaum penjahat itu rada-rata adalah orang yang sukar dilayani,” tutur Yang Ping, “lebih-lebih Do Qiao Qiao, si bukan lelaki bukan perempuan itu, bukan saja banyak tipu akalnya, bahkan kepandaiannya menyamar boleh dikatakan tiada bandingannya. Sekalipun orang yang paling akrab dengan engkau, bisa jadi mendadak berubah menjadi iblis itu yang menyamarnya. Konon sebabnya orang ini kabur ke Lembah Iblis bukan karena menghindari pencarian musuh, tapi ada sebab lain.”

 “Benar, dengan kepandaiannya menyamar, pada hakikatnya dia tidak perlu kabur ke Lembah Iblis, sebab orang lain toh tidak tahu persis bentuknya yang asli,” ujar Hai Chang Po. 

“Tak peduli kaburnya ke Lembah Iblis itu disebabkan apa, tak peduli betapa pintarnya dia mengubah wajahnya, yang pasti kumasuk ke sana sendirian, biarpun dia menyamar menjadi siapa pun juga takkan mengelabui aku,” kata Yan Nan Tian.

 “Haha, memangnya dia mampu menyamar menjadi bayi yang baru setengah bulan dilahirkan?” 

“Benar juga,” kata Yang Ping dengan tertawa, “sekali ini Pendekar Yan masuk ke sana dengan sendirian, biarpun dia memiliki kepandaian setinggi langit mungkin juga tiada gunanya lagi. Cuma ... cuma ....”

 Tanpa menunggu selesai ucapan orang, segera Yan Nan Tian memberi salam perpisahan terus melangkah pergi.

 “Pendekar Yan, engkau ....” serentak semua orang berseru.

 Namun Yan Nan Tian tidak menoleh lagi, sambil menyeret keretanya ia terus melangkah ke depan. Dia menarik keretanya dengan sebelah tangan saja, tapi ternyata jauh lebih kuat dan cepat daripada kereta itu dihela kuda. 

Semua orang saling pandang dengan melongo dan terdiam sekian lamanya, akhirnya Cang Yi Zi menghela napas dan berkata, “Sering kudengar orang mengatakan ilmu silat Pendekar Yan  sangat tinggi dan tiada bandingannya, setelah menyaksikan tadi ... Ai ....” 

“Tinggi ilmu silatnya memang sangat membuat kagum orang, yang lebih kukagumi adalah jiwa ksatrianya, budi luhurnya, semua ini membuat kaum kita harus malu diri,” ujar Yang Ping.

 Sambil memandangi bayangan Yan Nan Tian yang semakin menjauh dan akhirnya lenyap, Hai Chang Po bergumam, “Semoga kepergiannya ke Lembah Iblisini masih dapat keluar lagi untuk bertemu dengan kita ....” 

Jalan pegunungan semakin berliku dan terjal, tapi Yan Nan Tian tetap melangkah dengan biasa sambil menarik kereta, tampaknya sama sekali tidak makan tenaga. 

Di tengah remang senja diliputi kabut itu, tiba-tiba timbul setitik sinar pelita di depan sana. Itulah lampu minyak sejenis sentir yang disebut “Khong-beng-teng”, lampu yang asalnya diciptakan Khong Beng, itu ahli siasat di jaman Sam-kok. 

Secara tepat dan mengagumkan diselipkan di celah-celah batu cadas yang teraling dari tiupan angin, sinar lampu yang kelap kelip di lembah pegunungan yang menyeramkan ini tampaknya mirip “api setan” saja di waktu malam. 

Di bawah cahaya lampu itu, terlihat dua baris huruf yang terukir pada batu gunung itu berbunyi “Laksana naik ke langit untuk masuk ke lembah ini. Pendatang disilakan jalan di sebelah sini”. Bagian bawah kedua baris huruf itu ada ukiran ujung panah yang menunjukkan arah yang harus diturut. Sepanjang mata memandang ke sana terlihat lembah yang dikelilingi oleh pegunungan. 

“Kurang ajar! Sungguh kaum penjahat yang terlalu berani, secara terang-terangan ternyata berani memberi petunjuk jalan bagi orang yang hendak masuk ke sarang mereka,” demikian omel Yan Nan Tian dengan geram. 

“Ya, mungkin kalian mengira di dunia ini tidak ada orang baik yang berani masuk ke lembah maksiat kalian ini.” 

Padahal, orang baik-baik yang masuk ke Lembah Iblis memang Yan Nan Tian sendirilah terhitung orang pertama. 

Meski lereng pegunungan Kunlun sangat curam, tapi jalan yang menuju ke Lembah Iblis itu ternyata teratur dengan baik menembus ke balik gunung sana dan Lembah Iblis itu justru terletak di dasar lembah yang diapit gunung-gunung itu. Sebab itulah jalan yang masuk Lembah Iblis bukan menanjak ke atas, tapi justru semakin menurun, sampai akhirnya Yan Lamthian tidak perlu lagi menghela keretanya, sebaliknya dia malah seperti didorong oleh keretanya. Hanya jalan pegunungan itu semakin melingkar, cuaca juga tambah gelap sehingga pandangan sukar mencapai jauh.

No comments:

Post a Comment