Pendekar Binal bagian 38

Tanpa terasa mengkirik juga bulu roma Yan Nan Tian, pikirnya, “Benar-benar cocok dengan julukannya sebagai ‘setengah manusia setengah setan’ Yin Jiu You ini, bahkan cara bicaranya juga ‘tujuh bagian berbau setan.” 

“Hahaha!” demikian terdengar Ha Ha Er lagi berkata dengan tertawa, “Jadi setan saja Yin Jiu You juga tidak mau kesepian. Kalau Pendekar Yan sudah datang kemari, mana mungkin kau khawatir takkan mendapat teman di akhirat?” 

“Aku tidak sabar menunggu lagi!” sahut suara aneh tadi, suara Yin Jiu You yang berjuluk “setengah manusia setengah setan” itu. 

Belum lenyap suara itu, tiba-tiba Yan Nan Tian merasa sebuah tangan meraba kuduknya dari belakang, tangan itu terasa lebih dingin daripada es, seketika Yan Nan Tian juga menggigil karena rabaan itu.

 “Yin Jiu You, singkirkan tanganmu!” bentak Li Da Zui. 

“Sekali kena raba tangan setanmu, apa daging itu dapat dimakan lagi?” 

Yin Jiu You terkekeh, katanya, “Kamu yang turun tangan juga boleh, cuma lekasan sedikit.” 

“Nanti dulu, aku ingin menanyai dia lagi!” seru Du Sha mendadak.

 “Tanyalah, kan tiada yang merintangimu,” ujar Du Qiao Qiao dengan mengikik genit. 

“Yan Nan Tian,” segera Du Sha mulai bertanya, “apakah kedatanganmu ke sini hendak mencari diriku?”

 “Kamu belum sesuai bagiku,” jawab Yan Nan Tian. 

Du Sha tidak marah, dengan nada dingin ia bertanya pula, “Aku tidak sesuai bagimu, lalu siapa yang sesuai?” 

“Jiang Qin,” jawab Yan Nan Tian singkat. 

“Jiang Qin?” Du Sha mengulang nama itu.

 “Siapa dia? Pernahkah kalian mendengar nama itu?” 

“Haha, di Lembah Iblis tiada terdapat Bu-beng-siau-cut (prajurit tak bernama, artinya kaum keroco) begitu!” kata Ha Ha Er.

 “Meski bangsat itu tak terkenal, tapi busuknya berpuluh kali lipat daripada kalian,” ujar Yan Nan Tian dengan geregetan. 

“Asalkan kalian mau menyerahkan keparat itu padaku, maka aku berjanji takkan membikin susah kalian.” 

“Haha bagus, bagus! Kalian dengar tidak apa yang dikatakan Pendekar Yan, beliau takkan membikin susah kita. Ayolah kita lekas mengucapkan terima kasih banyak-banyak.” 

Belum habis ucapannya, bergemuruhlah “hahahihi-kikik-kekek”, berbagai macam suara tertawa bergelak serentak. 

“Memangnya kalian merasa geli?” tawa Yan Nan Tian dengan geram.

 Du Qiao Qiao terkikik-kikik, katanya, “Saat ini kamu terikat oleh tiga belas utas tali, empat titik Hiat-tomu ditotok pula oleh Du Sha, mestinya kamu harus minta ampun pada kami, tapi kamu malah bilang takkan membikin susah kami, masakah di dunia ini ada kejadian yang lebih menggelikan daripada ini?” 

“Hm, “ Yan Nan Tian hanya mendengus. 

“Baiklah, biar kukatakan juga padamu bahwa di Lembah Iblis ini benar-benar tiada terdapat orang bernama Jiang Qin,” kata Du Qiao Qiao.

 “Pasti kamu telah dikibuli orang, agaknya orang itu sengaja mendorongmu untuk mengantarkan nyawa ke sini.” 

“Hahaha! Dan ternyata kau percaya begitu saja pada perkataan orang itu,” seru Ha Ha Er dengan tertawa. 

“Haha, sungguh lucu, sudah tua bangka Yan Nan Tian ternyata dapat ditipu seperti anak kecil saja.”

 “Bangsat!” sekonyong-konyong Yan Nan Tian membentak, suaranya keras laksana guntur menggelegar dan memekak telinga.

 “Celaka!” seru Du Qiao Qiao kaget. “Tenaga orang ini tampak kuat, jangan-jangan ilmu kunci totokan Du Sha telah dibobolnya secara diam-diam tadi.” 

“Hehe, terkaanmu memang tidak salah!” bentak Yan Nan Tian sambil tertawa.

 Mendadak ia melompat bangun, sekali kedua tangannya terpentang, serentak tiga belas tali kulit yang meringkus badannya itu putus semua. 

“Wah, celaka, mayat hidup lagi!” seru Yin Jiu You. 

Belum lenyap ucapannya, tahu-tahu orangnya sudah berada belasan meter jauhnya. Orang bermarga Yin ini suka membanggakan Ginkangnya nomor satu, ternyata cara larinya memang cepat luar biasa, tentu saja yang konyol adalah kawan-kawannya.

 Terdengarlah suara “brak”, sebuah meja ditumbuk roboh oleh Ha Ha Er, orangnya berguling-guling beberapa kali dan mendadak menghilang. Kiranya telah menyusup ke dalam liang di bawah tanah.

 “Ai, perempuan baik-baik takkan berkelahi dengan lelaki,” seru Du Qiao Qiao.

 “Awas, aku akan buka baju!” 

Benar saja, mendadak ia menanggalkan pakaiannya terus dilemparkan ke arah Yan Nan Tian. Ketika Yan Nan Tian menyampuk jatuh baju itu, ternyata si banci juga sudah menghilang.

No comments:

Post a Comment